Senin, 28 September 2009

Mlangi gamping Sleman

Gamping adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Gamping merupakan sebagai kawasan penyangga pengembangan kota Yogyakarta ke arah barat. Pusat kecamatan Gamping berada di dusun Patukan, Desa Ambarketawang. Pemerintah Kecamatan Gamping merupakan kecamatan bertipe B (Pola Maksimal).

Nama Kecamatan Gamping tak bisa dilepaskan dari keberadaan Gunung Gamping Gunung Gamping (Batu Kapur/Kalsit) yang dahulu terletak membujur dari timur ke barat dari Kampung Delingsari (Padukuhan Gamping Kidul) hingga Padukuhan Tlogo, Desa Ambarketawang. Gunung Gamping tersebut menurut hasil penelitian Direktorat Geologi Bandung diperkirakan berumur sekitar 50 juta tahun. Hingga tahun 1937, Gunung Gamping masih berdiri megah memanjang, namun karena kegiatan pertambangan maka saat ini tinggal menyisakan gundukan (bukit) yang tersisa di Padukuhan Tlogo dan dijadikan monumen bagi keberadaan Gunung Gamping.

Kecamatan Gamping terbagi dalam 5 desa, 59 dusun, 187 Rukun Warga (RW), dan 529 Rukun Tetangga (RT), dengan luas wilayah kurang lebih 2683 Ha. Kecamatan Gamping memiliki penduduk tidak kurang dari 69.998 jiwa, yang terdiri dari 34.878 laki-laki, dan 35.120 perempuan, dengan 13.891 Kepala Keluarga.

Kecamatan Gamping memiliki 2 Puskesmas, dengan 5 Puskesmas Pembantu, 6 Apotik, dan 2 Laboratorium Klinik. Sarana pendidikan di Kecamatan Gamping meliputi 44 TK, 40 SD, 1 SLB Dasar, 6 SMP, dan 6 SMA, dan 2 Perguruan Tinggi. Diantara sekolah pendidikan tersebut adalah SMA 1 Gamping, SMK Maritim Putra Samudra, SMA Proklamasi 45, SMEA YPKK, Sekolah Tinggi Pertanahan Negara (STPN), dan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.

Sarana Peribadatan yang terdapat di Kecamatan Gamping meliputi 91 Masjid, 76 Mushala, 4 buah Gereja/Kapel, dan 13 Pondok Pesantren. Diantaranya yang terkenal adalah Masjid Pathok Nagari di Mlangi, Nogotirto yang merupakan Masjid yang dibangun oleh Kyai Nur Iman sebelum berdirinya Kraton Yogyakarta, dan berfungsi sebagai benteng pertahanan negara.


Sejarah

Wilayah Kecamatan Gamping menurut Rijksblad Kasultanan Yogyakarta Nomor 11 Tahun 1916 ((Rijksblaad Van Djogyakarta No.11 bestuur Mataraman, Reorganisatie Vanhet Indlandsch der regenttschappen Sleman, Bantoel en Kalasan Pranatan Ven den Rijksbestuur der van 15 Mei 1916) sebagian wilayahnya terbagi dalam wilayah Distrik Mlati dan Godean, di bawah pemerintahan Kabupaten Sleman. Sebagian wilayah yang masuk dalam Distrik Mlati adalah Onderdistrik Kwarasan yang membawahi 8 Kelurahan sedangkan Onderdistrik Gamping yang membawahi 10 kelurahan masuk dalam Distrik Godean.

Berdasar Rijksblad Kasultanan Nomor 1/1927, maka wilayah Kecamatan Gamping menjadi wilayah Onderdistrik Gamping yang termasuk dalam wilayah Kawedanan Godean, Kabupaten Yogyakarta. Pada tahun 1942, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengadakan reorganisasi dengan mengeluarkan Jogjakarta Kooti, yang menjadikan wilayah Onderdistrik Gamping yang merupakan bagian dari Distrik Godean berubah menjadi wilayah Kabupaten Bantul.

Pada 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan reorganisasi pemerintahan dengan mengeluarkan Jogjakarta Koorei No.2, yang menjadikan wilayah Kapanewon Pangreh Projo Gamping yang merupakan bagian Kawedanan Godean berubah dari wilayah Kabupaten Bantul kembali menjadi wilayah Kabupaten Sleman. Kapanewon Gamping berkantor di Delingsari dan dikepalai oleh seorang Panewu (Camat).


Camat

  1. KRT Partohadiningrat (1950-1952)
  2. Projodiredjo RW (1962-1971)
  3. Gunawan PP (1971-1973)
  4. R. Sumantri (1973-1976)
  5. Djoemi Soemohardjono (1976-1977)
  6. Ig. Sugiyo (1977-1979)
  7. Gondo Yuwono (1979-1980)
  8. Suryanto, SH. (1980-1987)
  9. Drs. Setyo Budi (1987-1993)
  10. YR. Suhardju, BA (1993-1996)
  11. Muqorobin Bisri, SH. (1996-2001)
  12. Drs. Supardal (2001-2006)
  13. Drs. Kuntadi (2006-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar